Sifilis adalah penyakit yang pada umumnya berjangkit setelah hubungan seksual. Menahun dengan adanya remisi dan eksaserbasi, dapat menyerang semua organ dalam tubuh terutama system kardiovasikular, otak dan susunan saraf serta dapat terjadi kongenital.
Beberapa pemeriksaan serologi yang dapat dilakukan pada pasien sifilis :
Test Fiksasi Komplemen
·R.P.C.F. (Reiter Protein Complement Fixation).
·T.P.C.F. (Treponema Pallidum Complement Fixation)
T. pallidum yang virulen diperoleh dari testis kelinci yang terinfeksi. Dengan sentrifugasi diferensial membuat treponemanya terkonsentrasi, fraksi-fraksi lipidnya dihilangkan dengan aseton dan ekstraksi eter , dan aktif protein-like antigen dihilangkan dari treponema kering dengan solusio natrium desoxycholate 0.2% Antigen yang dihasilkan digunakan dalam fiksasi komplemen
http://ajph.aphapublications.org/cgi/reprint/46/2/190.pdf
T. pallidum yang virulen diperoleh dari testis kelinci yang terinfeksi. Dengan sentrifugasi diferensial membuat treponemanya terkonsentrasi, fraksi-fraksi lipidnya dihilangkan dengan aseton dan ekstraksi eter , dan aktif protein-like antigen dihilangkan dari treponema kering dengan solusio natrium desoxycholate 0.2% Antigen yang dihasilkan digunakan dalam fiksasi komplemen
http://ajph.aphapublications.org/cgi/reprint/46/2/190.pdf
Test Aglutinasi
·T.P.A. (Treponema Pallidum Aglutination)
·T.P.H.A. (Treponema Pallidum Haemaglutination Assay)
TPHA (Syphilis TPHA Liquid)
“Tes Hemaaglutinasi Untuk menentukan Antibodi terhadap Treponema pallidum secara kualitatif dan kuantitatif”.
Metode : Tes STL menggunakan metode Hemaaglutinasi tidak langsung (indirek hemaaglutinasi) untuk mendeteksi antibodi spesifik terhadap T.pallidum. Erittrosit unggas dilapisi dengan antigen T.pallidum. Adanya antibodi Sipilis yang mensentisasi sel akan mengahsilkan agglutinasi dengan pola khas didalam mikroplate. Antibodi untuk Treponema non-patogenik diabssorbsi oleh ekstrak Reiter Treponema yang ada didalam suspensi sel.
Isi Kit :
STC 2x4 ml Test Cell (tutup putih) siap pakai, (sel unggas)
SCC 2x5 ml Control Cell (tutup biru) siap pakai, (sel unggas)
PC 0,5 ml Control Serum Positif (tutup merah), reaktif dengan Test Cells (serum Manusia)
NC 0,5 ml control Serum Negatif (tutup hijau) tidak reaktif denagn Test Cells dan control Cells (serum bovine).
DIL 20 ml Diluent (serum Kelinci).
Alat Yang Digunakan :
- Mikropipet atau Mikrodiluter (25 ul, 75 ul, 100 ul)
- Mikroplate “U”
Spesimen/Sampel :
Serum (jangan Plasma) hindarkan dari kontaminasi dan hemolisis, serum segar bisa disimpan maksimal 24 jam, suhu 2-80C atau 4 minggu pada suhu –20oC.
Prosedur
Tes Kualitatif
- Dipipet Diluent sebanyak 100 ul kedalam W1, dan 25 ul masing-masing untuk W2 dan W3.
- Tambahkan 25 ul serum sampel atau PC, NC kedalam W1, campur dan pindahkan 25 ul ke w2 (control Well). Campur dan pindahkan 25 ul ke Well lain
- Tambahkan 75 ul suspensi SCC ke W2 dan 75 ul suspensi STC ke W3
- Goyangkan plate untuk memastikan bahwa isinya telah tercampur dengan baik.
- Letakkan plate diatas permukaan warna putih, jauhkan dari getaran dan sinar matahari langsung. Biarkan selama 45-60 menit, baca hasil.
Tes Kuantitatif.
- Isi masing-masing 25 ul DIL kedalam W4 sampai W10, sejajar dengan Well pada tes kualitatif.
- Tambahkan 25 ul campuran dari W3 (Well lain) ke W4, campur dan pindahkan 25 ul ke W5 dan seterusnya sampai pada W10 dituang sebanyak 25 ul.
- Tambahkan masing-masing Well STC sebanyak 75 ul.
- Lanjutkan seperti pada tes Kualitatif.
Interpretasi Hasil :
Negatif : Suspensi sel mengumpul ditengah Well
Positif : Aglutinasi menyebar didasar Well
Catatan : W2 harus selalu bereaksi Negatif, Jika pada W2 positif maka tes dinyatakan tidak sah (invalid). Langakah selanjutnya serum sampel harus diabsorbsi dengan cara :
“ 25 ul sampel dicampur dengan 0,5 ml SCC dan inkubasi selama 30 menit. Sentrifus selama 5 menit dan pipet 25 ul supernatan kedalam 75 ul STC pada well. Lanjutkan dan baca seperti tes kualitatif.
Test Immobilisasi
·T.P.I (Treponema Pallidum Immobilisation)
Sebuah tes untuk sifilis di mana terdapat antibodi selain antibodi Wassermann dalam serum pasien sifilis, dengan adanya komplemen, serum pasien menyebabkan imobilisasi Treponema pallidum yang diperoleh dari testis kelinci terinfeksi sifilis. Juga disebut TPI tes.
Test Immuno Fluoresence
·F.T.A. (Fluoresence Treponemal Antibody
·F.T.A. Abs (Fluoresence Treponemal Antibody Absorption test)
Sebuah tes skrining serum darah untuk sifilis untuk menunjukkan ada atau tidak adanya antibodi spesifik ditujukan terhadap organisme (Treponema pallidum) yang merupakan penyebab sifilis
Hasil tes FTA-ABS negatif pada orang yang tidak memiliki sifilis. juga bisa seseorang memiliki hasil FTA-ABS negatif pada fase awal penyakit (primer) dan akhir penyakit (tersier). Pada tahap pertengahan penyakit (sekunder), tes FTA-ABS yang paling dapat diandalkan dan dilaporkan positif dalam 100% kasus.
Uji FTA-ABS sering digunakan sebagai tes konfirmasi setelah skrining pertama pasien dengan VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) atau RPR (rapid plasma reagin) , karena tes FTA-ABS lebih mahal dan lama daripada " non-treponemal "tes sifilis seperti VDRL dan RPR.
0 komentar:
Posting Komentar