Kateterisasi uretra

Jumat, 19 November 2010

|
kateterisasi uretra adalah memasukkan kateter ke dalam buli buli melalui uretra.

Tujuan Kateterisasi                                                                                              
Tindakan diagnosis
1.       Untuk memperoleh contoh urine untuk pemeriksaan kultur pada wanita dewasa
2.       Untuk mengukur residu (sisa) urine setelah pasien miksi (deteksi BPH)
3.       Untuk memasukkan bahan kontras untuk pemeriksaan radiologi
4.       Pemeriksaan urodinamik menentukan tekanan intravesika
5.       Untuk menilai produksi urine

Tujuan terapi
1.       Untuk mengeluarkan urine dari buli buli pada keadaan obstruksi infra vesika
2.       Mengeluarkan urine pada disfungsi buli
3.       Diversi urine setelah tindakan operasi sistem urinaria bagian bawah
4.       Sebagai splint setelah operasi rekonstruksi uretra
5.       Memasukkan obat obatan intra vesika
6.       Pemakaian kateter secara bersih mandiri berkala
7.   Mengeluarkan darah atau endapan (clots)
Kateter untuk diagnostik dilepas setelah tujuan selesai, untuk terapi dipertahankan sampai tujuan terpenuhi . Biasanya diganti setiap 2-3 minggu. Dewasa normal pemsangan kateter untuk drainase digunakan ukuran 16F-18F

Kontraindikasi pemasangan kateter                                                                    
Trauma pada uretra atau dicurigai,  tandanya : ada darah di meatus uretra eksterna, gross hematuria atau perineal hematoma

Cara pemasangan Kateter                                                                                   
Bahan dan Alat
1.       Sabun cuci tangan
2.       Sarung tangan (hand schoen) steril
3.       Betadine
4.       Doek steril
5.       Kateter
6.       Jelly
7.       Spuit 10 cc
8.       NaCl 0,9 % atau aqua steril
9.       Urine bag
Prosedur
1.       Operator mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu pada air kran mengalir
2.       Operator memakai hand schoen secara aseptik
3.       Lakukan disinfeksi secukupnya dengan memakai bahan anti septik yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit genitalia
4.       Lalu sekitar genitalia ditutupi dengan doek steril
5.       Kateter yang telah tersedia diolesi dengan jelly secukupnya laulu dimasukkan kedalam orifisium uretra eksterna
6.       Pelan-pelan kateter didorong masuk, kira-kira didaerah bulbomembranacea (sfingter uretra eksterna) akan terasa ada tahanan, dalam hal ini pasien disuruh untuk nafas dalam supaya sfingter uretra eksterna jadi rilaks.
7.       Kemudian kateter terus didorong masuk ke vesika urinaria ditandai dengan kelaurnya urine dari lobang kateter
8.       Sebaiknya kateter terus didorong sampai percabangan kateter menyentuh meatus uretra eksterna
9.       Balon kateter dikembangkan dengan 10-15cc cairan NaCl 0,9% atau aqua steril (biasanya 15cc)
10.   Jika kateter menetap (tujuan terapi ) dihubungkan dengan urine bag
Prosedur diatas adalah untuk pria pada wanita biasanya jarnag dijumpai kesulitan karena uretranya lebih pendek. Biasanya kesulitan mencari meatus uretra, kadang karena stenosis pada muara uretra. Untuk kondisi ini sebelum pemasangan kateter dilakukan dilatasi dahulu dengan bougie


Bila terjadi kesulitan pemasangan karena ketegangan spingter eksterna pasien karena pasien kesakitan atau ketakutan dapat di atasi dengan :
1.       Menekan tempat tertahan tadi dengan ujung kateter kira kira beberapa menit sampai terjadi relaksasi sfingter.
2.       Pemberian anantesi topikal berupa campuran lidokain hidroklorida 2% dengan jelly 10-20 cc, dimasukkan peruretra sebelum melakukan kateterisasi
3.       Pemberian sedatif parenteral sebelum kateterisasi

Video pemasangan kateter                                                                                 












0 komentar:

Posting Komentar


following

Diberdayakan oleh Blogger.